S E L A M A T D A T A N G
Selamat datang di Blog saya,. Masih pemula dan masih belajar


Di saat dan kondisi seperti ini, saya tidak akan malu untuk belajar dan mencoba hal-hal baru dalam hidup saya.

Rabu, 21 Juli 2010

Berobat Ke Puskesmas

Sudah 4 hari ini saya kena penyakit Mata Merah. Saya sudah coba obat tetes mata dan hasil nya masih belum kelihatan. Sangat menggangu aktivitas saya, dimana ketika saya berbicara dengan orang, saya tidak berani melihat mata mereka, takut nanti mereka ketularan juga. Sehingga ada kesan seolah-olah saya itu sombong.

Tanggal 19 Juli 2010 kemarin jam 13.00 WIB ketika akan ke Mandolin dari kunjungan, Kebetulan saya lihat apotik dan saya singgah.
Kemudian saya bertanya ke penjaga nya, "kak, ada obat  buat mata merah?". kemudian dia mengamati mata saya dan beranjak untuk mengambil Obat. " ini bang obat nya": kata penjaga tersebut. " harganya 27.000.
Lalu  saya tanya lagi :' di sini ada klinik nya gak kak?". Yah, biar bisa di rembes nanti ke kantor" : pikir saya dalam hati. "Wag, gak ada bang, di sini cuman apotik saja": kata penjaga tersebut. "Ya udah deh kak, nanti saya balik lagi. NAnti obat nya akan saya tebus di sini ya": kata saya. "iya bang": kata penjaga Apotik tersebut.

Lalu saya jalan lagi dan tiba-tiba di Jl.Jamin ginting Sebelah kanan ada Puskesmas. Pertama-tama saya tidak ada kepikiran untuk berobat ke puskesmas. Setelah lewat beberapa meter, saya baru nyadar dan saya putar balik Smash saya. "Melawan arus dikit gpp lah": Pikir saya dalam hati. Toh di Medan udah biasa koq melawan arus,.(hehe.jangan di tiru yaa.....ini gak bener..)

Setelah Parkir saya  langsung masuk ke puskesmas tersebut. Kemudian saya melapor ke penjaga nya. "Siang Ibu, saya mau berobat": sapa saya ke penjaga tersebut. "Siang pak': jawab petugas nya. "Ini bu, mata saya merah sudah 3 hari, belum sembuh-sembuh. Mau berobat Ibu": lanjut saya. Dia agak terdiam sebentar, "Tapi di sini tidak ada spesialis mata dek ": kata ibu itu. "Gpp bu ': jawab saya.

Tapi dia masih agak ragu, "Tolong adek ke ruangan sebelah, adek tanya di sana bisa gak di sini berobat mata": perintah Ibu tersebut. "Baik Bu': jawab saya. Saya mulai ragu, koq aku yg di suruh ya? Bukan nya dia lebih dekat ke ruangan tersebut, dan bukankah dia petugas di sana?
Tapi saya tidak permasalahkan, saya langsung berlalu ke ruang  yang di maksud, dan ternyata di sana ada beberapa ibu2 yang lagi ngumpul2. "Selamat siang ibu, saya di suruh sama penjaga di sebelah, untuk menanyakan apakah di sini bisa berobat mata atau tidak": kata saya. "Iya, bisa dek":kata salah seoarang dari ibu2 tersebut.  "Terima kasih Ibu": jawab saya. Kemudian saya berbalik menuju tempat penjaga tadi. "Bisa bu, mereka bilang untuk berobat mata bisa di sini": Kata saya. " Ya udah, tolong minta KTP nya": kata penjaga tadi. "Adek tinggal di mana?" : tanya petugas tersebut. "Di Padang Bulan Bu": Jawab Saya. Lalu tiba2 seorang ibu-ibu nyelutuk, "koq gak berobat di Padang Bulan saja?": Tanya nya. Tapi saya diem aja tidak menjawab.

"Ini KTP Jakarta dek?" tanya ibu tersebut. "Iya bu, jawab saya. Memang sejak di pindahkan dari Jakarta ke Medan, saya belum ada mengurus KTP medan. "Ada biaya ya dek. Kalau KTP Luar Medan kena biaya": kata ibu penjaga tadi. "Berapa bu biayanya ?" : tanya saya. "3000 dek.nanti di bayar di apotik saat menebus obat" ; kata ibu tersebut. "Baik bu, terima kasih": jawab saya.
Setelah mengisi form. lalu dia menyerahkan surat pengantar ke ruangan cek. Sesampai di ruangan, saya kemudian di periksa oleh dokter di sana ( tapi saya gak yakin dia dokter..soal nya mata saya di senter saja, dan tanpa ada pertanyaan apa2, dia langsung menulis resep.).

Setelah resep saya terima, saya kemudian menuju apotek di Puskesmas tersebut. Resep saya serahkan ke Penjaga Apotik., Beberapa saat kemudian, obat saya sudah ada. "Adek bukan KTP Medan ya?" : tanya ibu penjaga apotik tersebut. "Bukan Bu": jawab saya. Kem udian saya menyerahkan selembar uang Rp 5000. "Ini bu": kata saya. "Wah, gak ada uang pas ni dek? Uang pas saja?": kata ibu itu. " Gak ada bu,  ya udah, ibu ambil saja kembalian nya": kata saya. Ibu itu diem dan saya ;langsung pamit dan beranjak meninggalkan puskesmas tersebut.

Benar-benar tidak ada pungutan sama sekali di Puskesmas,  dan sekarang mata saya sudah agak baikan meski masih merah.

Demikian pengalaman saya berobat ke Puskesmas,

Salam
Hendri